Senin, 16 Januari 2012

Teori Mira Lestin Levine


GRAND TEORY KEPERAWATAN KONSERVASI MODEL
Mira Lestin Levine

A.       Konsep Teori Mira Lestin Levine (1921-1996)
Konsep teory ini berfokus pada teory Konservasi Model, yang terdiri dari :
1.   Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah proses dimana pasien memelihara integritas di dalam lingkungan yang nyata baik internal maupun eksternal. Adaptasi adalah konsekuensi dari interaksi antara orang dengan lingkungan. Keberhasilan dalam menghadapi lingkungan tergantung dari adekuatnya adaptasi (Levine, 1990).
Levine (1991) dalam Parker (2001) dan Tomey & Alligood (2006) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik dari adaptasi yaitu :
1)      Historicity
Adaptasi merupakan proses historis, dimana respon didasarkan pada pengalaman masa lalu baik itu dari segi personal maupun genetik.
2)      Specifity
Adaptasi juga bersifat spesifik, artinya bahwa pada perilaku individu memiliki pola stimulus respon yang spesifik dan unik dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
3)      Redundancy
Adaptasi bersifat redundancy yang berarti pilihan akan selamat atau gagal oleh individu untuk memastikan terjadinya adaptasi yang berkelanjutan. Jika suatu sistem tubuh tidak mampu beradaptasi, maka sistem yang lain akan mengambil alih dan melengkapi tugasnya.

2.   Wholeness
Ø  Levine menganggap bahwa Wholeness  merupakan system terbuka dan menggabungkan bagian-bagian untuk sebuah keutuhan untuk menghadapi perubahan lingkungan. 
Ø  Wholeness didasarkan pada uraian keseluruhan sebagai satu sistem terbuka, yang menekankan suatu  bunyi, organik, dan progresif yang sama antara fungsi-fungsi yang beraneka ragam dan bagian secara keseluruhan, serta batasan-batasan yang bersifat terbuka.


3.   Konservasi (conservation)
Konservasi berarti cara yang kompleks untuk melakukan fungsinya pada saat tantangan berat menghalanginya, atau suatu sistem yang kompleks yang mampu melanjutkan fungsi ketika terjadi tantangan yang buruk.
Melalui konservasi ini individu mampu menghadapi tantangan, melakukan adaptasi dan tetap mempertahankan keunikan pribadi dengan perhatian utamanya menjaga keutuhan individu.
Model Konservasi “Levine” berfokus pada individu sebagai makhluk yang holistik, dan bidang utama dari perhatian perawat dalam pemeliharaan individu secara keseluruhan.  
Model Levine menekankan pada proses interaksi dan intervensi keperawatan yang bertujuan untuk peningkatan kemampuan beradaptasi dan mempertahankan keutuhan tersebut, mencakup  empat prinsip, yaitu (Levine dalam Ruddy, 2007):
1)      Konservasi energi
Merupakan keseimbangan dan perbaikan energi yang dibutuhkan individu untuk melakukan aktivitas, termasuk keseimbangan energi input dan output untuk menghindari kelemahan yang berlebihan. 
Contohnya : proses penyembuhan dan proses penuaan,  intervensi keperawatan dilakukan untuk :
Ø  Mengurangi ketergantungan terhadap pemenuhan kebutuhan. 
Ø  Mempertahankan Istirahat dan  aktivitas serta nutrisi yang adekuat.

2)      Konservasi Integritas struktural
Penyembuhan adalah proses  perbaikan integritas struktur dan fungsi dalam mempertahankan keutuhan diri. 
Contoh ; Bila menghadapi individu pasca amputasi, intervensi keperawatan :
Ø  Membantu  individu tersebut untuk menuju tingkat adaptasi baru.
Ø  Membantu pasien melakukan latihan ROM.
Ø  Mempertahankan personal hygiene pasien.



3)      Konservasi Integritas personal
Menyadari pentingnya harga diri dan identitas diri pasien serta penghormatan terhadap privasi. Dalam hal ini, perawat dalam melakukan intervensi keperawatan harus menghargai keberadaannya seperti :
Ø  Menghargai nilai dan norma yang dianut serta keinginannya
Ø  Menyapa dengan sopan
Ø  Meminta izin sebelum melakukan tindakan
Ø  Melakukan terminasi setelah melakukan tindakan dan sebelum meninggalkan pasien.

4)      Konservasi Integritas sosial
Keterlibatan anggota keluarga dalam pemenuhan kebutuhan keagamaan atau spiritual dan penggunaan hubungan interpersonal.  Perawat membantu menghadirkan anggota keluarga dan menggunakan hubungan interpersonal untuk menjaga integritas sosial.

TEORI KATIE ERICKSON


PHYLOSOPHYCAL THEORIES KATIE ERICKSON


A.    Konsep Dasar

1.      Caritas
Mengandung maknacinta dan kemurahan hati, merupakan motif dasar dari ilmu caring, artinya bahwa keyakinan, harapan dan cinta dicapai dengan perantaraan caring melalui tindakan pemeliharaan, pelaksanaan dan pembelajaran
2.      Caring Communion
Mengandung konteks pengertian dari caring dan menjadi struktur yang menentukan realitas caring, yang terdiri dari intensitas dan vitalitas yaitu kehangatan, keakraban, ketenangan, ketanggapan, kejujuran dan toleransi. Caring comunion adalah apa yang menyatukan dan mengikat individu/manusia tersebut sehingga membuat caring itu berarti
3.      Tindakan caring
Merupakan suatu seni/cara menjadikan sesuatu yang kurang spesial menjadi sangat special
4.      Etika Caritative Caring
Etika caring menitik beratkan pada hubungan dasar antara pasien dan perawat, dimana saat perawat menemui pasien memenuhi batasan-batasan etika yang jelas. Sikap yang ditampakkan dilakukan melalui pendekatan- pendekatan yaitu tanpa ada prasangka dan tetap melihat manusia sebagai makhluk yang bermartabat.
5.      Martabat
Dalam berinteraksi dengan pasien perlu diperhatikan martabat pasien. Ada dua jenis martabat, yaitu martabat yang mutlak dan martabat yang relatif. Martabat yang relatif dipengaruhi/dapat diperoleh dari budaya.
6.      Menerima panggilan/undangan/invitasi
Perawat datang mengunjungi pasien dan memberikan tindakan perawatan atas permintaan atau undangan dari pasien/keluarga sendiri.
7.      Penderitaan
Ø Penderitaan ada yang dihubungkan dengan kondisi sakit, perawatan, dan kehidupan.
Ø Penderitaan yang dihubungkan dengan kondisi sakit dimana pasien mengalami penderitaan karena kondisi sakitnya tersebut.
Ø Penderitaan yang dihubungkan dengan perawatan, dimana kadang pasien mengalami penderitaan akibat pada saat diberi tindakan perawatan, kurang dipertimbangkan masalah martabat pasien, kurangnya keramahan petugas, adanya kesalahan tindakan, dan terapi latihan yang menyiksa.
8.      Penderitaan manusia
Keadaan yang digambarkan oleh pasien saat dia mengalami sakit dimana pada saat itu ia memikul penderitaan
9.      Rekonsiliasi
Merupakan suatu bentuk drama dari penderitaan dimana seseorang yang menderita ingin memastikan penderitaan yang dialaminya dan diberi kesempatan untuk mencapai rekonsoliasi/kedamaian
10.  Budaya caring
Merupakan konsep dimana Erikson menggunakan lingkungan berdasar pada elemen budaya sebagai tradisi, ritual dan nilai-nilai dasar. Budaya yang berbeda memiliki dasar perubahan nilai etos. Bila suatu comunion muncul berdasarkan etos, budaya menjadi lebih menarik. Budaya caring menunjukkan sikap tanggap terhadap manusia, martabat dan kesuciannya dalam membentuk tujuan communion

Teori Patricia Benner


FROM NOVICE TO EXPERT:
EXELLENCE AND POWER IN CLINICAL NURSING PRACTICE
Patricia Benner

A.    TINJAUAN KONSEP
Teori “From Novice To Expert”  yang dikembangkan oleh Patricia Benner diadaptasi dari “Model Dreyfus” yang dikemukakan oleh Hubert Dreyfus dan Stuart Dreyfus. Teori From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan perkembangan profesi meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) competent, (4) proficient, dan (5) expert.
1.      Novice
Ø  Seseorang tanpa latar belakang pengalaman pada situasinya.
Ø  Perintah yang jelas dan atribut yang obyektif harus diberikan untuk memandu penampilannya.
Ø  Di sini sulit untuk melihat situasi yang relevan dan irrelevan.
Ø  Secara umum level ini diaplikasikan untuk mahasiswa keperawatan, tetapi Benner bisa mengklasifikasikan perawat pada level yang lebih tinggi ke novice jika ditempatkan pada area atau situasi yang tidak familiar dengannya.
2.      Advance Beginner
Ø  Ketika seseorang menunjukkan penampilan mengatasi masalah yang dapat diterima pada situasi nyata.
Ø  Advance beginner mempunyai pengalaman yang cukup untuk memegang suatu situasi.
Ø  Kecuali atribut dan ciri-ciri, aspek tidak dapat dilihat secara lengkap karena membutuhkan pengalaman yang didasarkan pada pengakuan dalam konteks situasi.
Ø  Fungsi perawat pada situasi ini dipandu dengan aturan dan orientasi pada penyelesaian tugas. Mereka akan kesulitan memegang pasien tertentu pada situasi yang memerlukan perspektif lebih luas.
Ø  Situasi klinis ditunjukkan oleh perawat pada level advance beginner sebagai ujian terhadap kemampuannya dan permintaan terhadap situasi pada pasien yang membutuhkan dan responnya.
Ø  Advance beginner mempunyai responsibilitas yang lebih besar untuk melakukan manajemen asuhan pada pasien, sebelumnya mereka mempunyai lebih banyak pengalaman. Benner menempatkan perawat yang baru lulus pada tahap ini.
3.      Competent
Ø  Menyelesaikan pembelajaran dari situasi praktik aktual dengan mengikuti kegiatan yang lain, advance beginner akan menjadi competent.
Ø  Tahap competent dari model Dreyfus ditandai dengan kemampuan mempertimbangkan dan membuat perencanaan yang diperlkan untuk suatu situasi dan sudah dapat dilepaskan.
Ø  Konsisten, kemampuan memprediksi, dan manajemen waktu adalah penampilan pada tahap competent.
Ø  Perawat competent dapat menunjukkan reponsibilitas yang lebih pada respon pasien, lebih realistik dan dapat menampilkan kemampuan kritis pada dirinya.
Ø  Tingkat competent adalah tingkatan yang penting dalam pembelajaran klinis, karena pengajar harus mengembangkan pola terhadap elemen atau situasi yang memerlukan perhatian yang dapat diabaikan.
4.      Proficient
Ø  Perawat pada tahap ini menunjukkan kemampuan baru untuk melihat perubahan yang relevan pada situasi, meliputi pengakuan dan mengimplementasikan respon keterampilan dari situasi yang dikembangkan.
Ø  Mereka akan mendemonstrasikan peningkatan percaya diri pada pengetahuan dan keterampilannya.
Ø  Pada tingkatan ini mereka banyak terlibat dengan keluarga dan pasien.
5.      Expert
Ø  Pada tingkatan ini perawat expert mempunyai pegangan intuitiv dari situasi yang terjadi sehingga mampu mengidentifikasi area dari masalah tanpa kehilangan pertimbangan waktu untuk membuat diagnosa alternatif dan penyelesaian.
Ø  Perubahan kualitatif pada pada expert adalah “mengetahui pasien” yang berarti mengetahui tipe pola respon dan mengetahui pasien sebagai manusia.
Ø  Aspek kunci pada perawat expert adalah:
ü  Menunjukkan pegangan klins dan sumber praktis
ü  Mewujudkan proses know-how
ü  Melihat gambaran yang luas
ü  Melihat yang tidak diharapkan