Senin, 16 Januari 2012

Teori Callista Roy


GRAND TEORI KEPERAWATAN ADAPTASI MODEL

 Sister Callista Roy


Konsep Grand Teori
Ø  Teori Keperawatan diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory
Ø  Level ke tiga dari teori keperawatan adalah Grand Theory yang menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan.
Ø  Grand Theory Keperawatan dibedakan dengan Teori Filosofi Keperawatan.
Ø  Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi.
Ø  Filosofi belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit
Ø  Grand theory keperawatan (Alligood, 2002), menyatakan teori pada level ini lebih fokus dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan praktisi keperawatan yang spesifik seperti spesifik untuk kelompok usia pasien, kondisi keluarga, kondisi kesehatan, dan peran perawat.

Tinjauan Teoritis The Roy Adaptation Model
1.      Manusia Sebagai System Adaptive.
Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistim yang dapat menyesuaikan diri (adaptive system ). Sebagai sistim yang dapat menyesuaikan diri manusia dapat digambarkan  secara holistik (bio, psicho, Sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai Input, Control, Proses Feedback,  dan Output.
1)      Input (Stimulus)
Manusia sebagai suatu sistim dapat menyesuaikan diri dengan menerima masukan dari lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individu itu sendiri
2)      Mekanisme Koping.
Ø  Tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan diri.
Ø    Ada 2 (dua) Mekanisme koping, yaitu :
a.       Mekanisme koping bawaan, yaitu ditentukan oleh sifat genetic yang dimiliki
b.      Mekanisme koping yang dipelajari, yaitu dikembangkan melalui strategi pembelajaran atau pengalaman-pengalaman yang ditemui selama menjalani kehidupan.
Ø    Ada 2 (dua) Respon Adaptasi :
a.       Respon adaptif, adalah keseluruhan yang meningkatkan itegritas dalam batasan yang sesuai dengan tujuan “human system”.
b.      Respon maladaptif, yaitu segala sesuatu yang tidak memberikan kontribusi yang sesuai dengan tujuan “human system.
3)      Output
Respon-respon yang adaptive mempertahankan atau meningkatkan intergritas, sedangkan respon maladaptive dapat mengganggu integritas. Melalui proses feedback, respon-respon itu selanjutnya akan menjadi Input (masukan) kembali pada manusia sebagai suatu sistim.
Koping yang tidak konstruktif atau tidak efektif berdampak terhadap respon sakit
(maladaptife). Jika pasien masuk pada zona maladaptive maka pasien mempunyai masalah keperawatan adaptasi
4)      Subsistem Regulator dan Kognator
Ø  Subsistim Regulator adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan pada sistim saraf, kimia tubuh, dan organ endokrin, dan  merupakan mekanisme kerja utama yang berespon dan beradaptasi terhadap stimulus lingkungan.
Ø  Subsistim Kognator  adalah gambaran respon yang kaitannya dengan perubahan kognitif dan emosi, termasuk didalamnnya persepsi, proses informasi, pembelajaran, membuat alasan dan emosional.
Respon-respon susbsistem tersebut semua dapat terlihat pada empat perubahan yang ada pada manusia sebagai sistim adaptive yaitu : fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan Interdependensi.
1)      Perubahan Fungsi Fisiologis
Adanya perubahan fisik akan menimbulkan adaptasi fisiologis untuk mempertahankan keseimbangan.
Contoh : Keseimbangan cairan dan elektrolit, fungsi endokrin (kelenjar adrenal bagian korteks mensekresikan kortisol atau glukokortikoid, bagian medulla mengeluarkan epenefrin dan non epinefrin), sirkulasi dan oksigen.
2)      Perubahan konsep diri
Adalah keyakinan perasaan akan diri sendiri yang mencakup persepsi, perilaku dan respon. Adanya perubahan fisik akan mempengaruhi pandangan dan persepsi terhadap dirinya. Contoh : Gangguan Citra diri, harga diri rendah.
3)      Perubahan fungsi peran
Ketidakseimbangan akan mempengaruhi fungsi dan peran seseorang.
Contoh : peran yang berbeda, konflik peran, kegagalan peran.
4)      Perubahan Interdependensi
Ketidakmampuan seseorang untuk mengintergrasikan masing-masing komponen menjadi satu kesatuan yang utuh.  Contoh :  kecemasan berpisah.
2.      Stimulus.
Ø Stimuluis Internal adalah keadaan proses mental dalam tubuh manusia berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian dan Proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.
Ø Stimulus External dapat berupa fisik, kimiawi, maupun psikologis yang diterima individu sebagai ancaman.
Lebih lanjut stimulus itu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis stimulus, antara lain:
1)      Stimulus Fokal
Stimulus yang secara langsung dapat menyebabkan keadaan sakit dan ketidakseimbangan yang dialami saat ini. Contoh : kuman penyebab infeksi
2)      Stimulus Kontektual.
Stimulus yang dapat menunjang terjadinya sakit (faktor presipitasi) seperti keadaan tidak sehat, dan tidak terlihat langsung pada saat ini, misalnya penurunan daya tahan tubuh.
3)      Stimulus Residual
Sikap, keyakinan dan pemahaman individu yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan tidak sehat (faktor predisposisi), sehingga terjadi kondisi Fokal, mis ; persepsi pasien tentang penyakit, gaya hidup, dan fungsi peran.
3.      Tingkat Adaptasi
Tingkat adaptasi merupakan kondisi dari proses hidup yang tergambar dalam 3 (tiga kategori), yaitu 1) integrasi, 2) kompensasi, dan 3) kompromi. Tingkat adaptasi seseorang adalah perubahan yang konstan yang terbentuk dari stimulus.

4.      Sehat-Sakit (Adaptive dan Maladaptif)
Adaptasi  yang tidak memerlukan energi  dari koping  yang tidak efektif  dan memungkinkan  manusia berespon  terhadap stimulus yang lain.

A.    APLIKASI  TEORY MODEL ADAPTASI ROY

1.      Pengkajian Perilaku
1)      Pengakajian Fisiologis.
Ada 9 (Sembilan) perilaku Respon Fisiologis :
a.       Oksigenasi ; berhubungan dengan respirasi dan sirkulasi.
b.      Nutrsisi ; untuk memperbaiki kondisi tubuh dan perkembangan.
c.       Eliminasi ; Pola eliminasi.
d.      Aktivitas dan istirahat ; pola aktivitas, latihan, istirahat dan tidur.
e.       Intergritas kulit ; Pola fisiologis kulit.
f.       Rasa/senses ; Fungsi sensoris perceptual b.d panca indra.
g.      Cairan dan elektrolit ; Pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit.
h.       Fungsi Neurologis ; Pola kontrol neurologis, pengaturan dan intelektual.
i.        Fungsi endokrin ; Pengaturan system reproduksi termasuk respon stress.
2)      Pengkajian Konsep diri.
Mengidentifikasi pola nilai, kepercayaan dan emosi yang berhubungan dengan Ide diri sendiri tentang fisik, perasaan, dan moral-etik.
3)      Pengkajian Fungsi Peran.
Mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang dengan orang lain akibat dari peran ganda.
4)      Pengkajian Interdpendensi.
Mengidentifikasi pola nilai menusia, kehangatan, cinta dan memiliki melalui hubungan interoersonal terhadap individu dan kelompok.

Roy sudah mengidentifikasikan sejumlah respon yang berkaitan dengan aktivitas Subsistim regulator dan Subsistem Kognator yang tidak efektive, seperti pada table berikut :
Gejala berat dari aktivitas Regulator :
§ peningkatan deyut jantung dan tekanan darah.
§ Tegang.
§ Hilang nafsu makan.
§ Peningkatan  kortisol serum
Gejala Inefektiv dari Kognator :
·         Gangguan persepsi/ proses informasi.
·         Pembelajaran inefektive.
·         Tidak mampu membuat justifikasi.
·         Afektive tidak sesuai.
Sumber: Julia B.George, RN,PhD (editor) 1995, Nursing Theories, The Base for Profesional Nursing Practice. 4th. Appleton & lange Norwalk, Connecticut.

2.       Pengkajian Stimulus.
Stimulus yang berpengaruh :
 Budaya
: Status sosial ekonomi, Ektnis (suku/Ras), sistim kepercayaan.
Keluarga
:  Struktur keluarga, tugas keluarga.
Fase perkembangan
: Usia, jenis kelamin, tugas, keturunan dan faktor keturunan.
Intergritas dari cara-cara penyesuaian (modes Adaptive)
: Fisiologis (termasuk patologi penyakit), konsep diri, fungsi peran, interdependensi.

Efektivefitas Kognator
:  Persepsi, pengatahuan, skill.
Pertimbangan lingkungan
: Perubahan lingkungan internal dan ekternal, menajemen pengobatan, penggunaan obat-obatan. Alkohol, dan merokok.

3.      Diagnosa Keperawatan.
FISIOLOGIS MODE
1.      Oksigenasi.
·         Hipoksia/syoks.
·         Gangguan ventilasi.
·         Inadekuat pertukaran gas.
·         Inadekuat transport Gas
·         Gangguan perfusi jaringan.

2.      nutrisi.
·         Malnutrisi.
·         Mual,muntah.
·         Anoreksia.

3.      eliminasi.
·         Diare.
·         Konstipasi.
·         Kembung.
·         Retensi Urine.
·         Inkontinensia urine.

4.      aktivitas dan istirahat.
·         Inadekuat pola aktivitas dan istirahat.
·         Intolenransi aktivitas.
·         Immobilisasi.
·         Gangguan tidur.

5.      intergritas kulit.
·         Gatal-gatal.
·         Kekeringan.
·         Infeksi.
·         Dekubitus
6.      sensoris.
·         Nyeri akut.
·         Nyeri kronis.
·         Sensori overload.
·         Gangguan sensori primer.
·         Potensial injuri.
·         Kehilangan kemampuan perawatan diri.
·         Gangguan persepsi.
·         Potensial injuri/ hilang kemam-puan merawat diri.

7.      cairan dan elektriolit.
·         Dehidrasi.
·         Retensi cairan intra seluler.;
·         Edema.
·         Shok hipo/hipervolemik.
·         Hyper atau hipokalsemia.
·         Ketidakseimbangan asam basa.

8.      Fungsi Nerologis.
·         Penurunan kesadaran.
·         Defisit memori.
·         Ketidakstabilan perilaku dan mood.

9.      Fungsi endokrin.
·         Inefektiv regulator hormon.
·         Inefektiv pengembangan reproduksi.
·         Ketidakstabilan sikulus ritme stress internal.

KONSEP DIRI
Pandangan terhadap fisik.
·         Penurunan konsep seksual.
·         Agresi.
·         Kehilangan.
·         Seksual disfungtion.
Pandangan terhadap personal.
·         Cemas tidak berdaya.
·         Harga diri rendah.
·         Merasa bersalah.
FUNGSI PERAN
INTERDEPENDENSI
·         Transisi peran.
·         Peran berbeda.
·         Konflik peran.
·         Kegagalan peran.
·         Kecemasan.
·         Merasa.
·         Ditinggalkan/isolasi.
Sumber: Julia B.George, RN,PhD (editor) 1995, Nursing Theories, The Base for Profesional Nursing Practice. 4th. Appleton & lange Norwalk, Connecticut.
4.      Rencana Tindakan
STANDAR TINDAKAN GANGGUAN FISIOLOGIS
Memenuhi kebutuhan Oksigen.
Kriteria:
1.   menyiapkan tabung oksigen dan flow meter.
2.   menyiapkan hemodifier berisi air.
3.   menyiapkan slang nasal dan masker.
4.   memberikan penjelasan pada pasien.
5.   mengatur posisi pasien.
6.   memasang slang nsal dan masker.
7.   memperhatikan reaksi pasien.

Memenuhi kebutuhan Nutrisi:
Kriteria
1.   menyiapkan peralatan dalam dressing car.
2.   menyeiapkan cairan infus/makanan/darah.
3.   memberikan penjelasan pada pasien.
4.   mencocokan jenis cairan/darah/diet makanan
5.   mengatur posisi pasien.
6.   melakukan pemasangan infus/darah/makana

Memenuhi kebutuhan Eliminasi
kriteria
1.   menyiapkan alat pemberian hukmah/gliserin, dulkolac & peralatan pemasangan kateter
2.   memperhatikan suhu cairan/ukuran kateter
3.   menutup dan memasang selimut.
4.   mengobservasi keadaan feses dan uerine.
5.   Mengobservasi rekasi pasien.
Memenuhi kebutuihan aktivitas dan Istirahat/tidur.
Kriteria
1.  melakukan latihan gerak pada pasien tidak sadar.
2.  melakukan mobilisasi pad pasien pasca operasi.
3.  mengatur posisi yg nyama pada pasien.
4.  menjaga kebersihan lingkungan.
5.  Mengopservasi reaksi pasien.

Memenuhi kebutuhan Intergritas kulit (kebersihan dan kenyamanan fisik)
Kriteria
1.  memandikna pasien yang tidak sadar/ kondisinya lemah.
2.  mengganti alat-alat tenun sesuai kebutuhan/ kotor.
3.  Merapikan alat-alat pasien.

Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologsi
Kriteria
1.  Mengopservasi tanda-tanda vital sesuai kebutuhan.
2.  melakukan tes alergi pada pemberian obat baru.
3.  mengobservasi reaksi pasien.
STANDAR TINDAKAN GANGGUAN KONSEP DIRI
Memenuhi kebutuhan emosional dan spiritual.
Kriteria
1.   Melaksnakan Orientasi pada pasien baru.
2.   memberikan penjelasan tentang tibndakan yang kan dilakukan.
3.   memberikan penjelasan dangan bahasa sederhana.
4.   memperhatikan setiap keluhan pasien.
5.   memotivasi pasien untuk berdoa.
6.   membantu pasien beribadah.
7.   memperhatikan pesan-pesan pasien.
STANDAR TINDAKAN PAD GANGGUAN PERAN
1.   Menyakinkan kepada pasien bahwa dia adalah tetap sebagai individu yang berguna bagi keluarga dan msayarakat.
2.   mendukung upaya kegiatan atau kreativitas pasien.
3.   melibatkan pasien dalam setiap kegiatan, terutama dalam pengobatan dirinya.
4.   Melibatkan pasien dalam setiap mengambil keputusan menyangkut diri pasien.
5.   bersifat terbuka dan komunikastif pada pasien.
6.   mengijinkan keluarga untuk memberikan dukungan kepada  pasien
7.   perawat dan keluarga selalu memberikan pujian atas sikap pasien yang dilakukan secara benar dalam perawatan.
8.   Perawat dan keluarga selalu bersikap halus dan meneriman jika ada sikap yang negatif dari klein.
STANDAR TINDAKAN PADA GANGGUAN INTERDEPENSI
1.   membantu pasien memenuhi kebutuhan makan dan minum.
2.   membantu pasien memenuhi kebutuhan eliminasi.
3.   membantu pasien memenuhi kebutuhan kebesihan diri (mandi).
4.   membantu pasien untuk berhias atau berdandan.


5.      Evaluasi:
Proses keperawatan diselesaikan/dilengkapi dengan fase evaluasi. PerilakuTujuan  dibandingkan dengan respon-respon perilaku yang dihasilkan, dan bagaimana pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperaweatan didasarkan pada perubahan perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan. Perawat memperbaiki tujuan dan intervensi setelah hasil evaluasi ditetapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar