Senin, 16 Januari 2012

TEORI ORLANDO


            THEORY KEPERAWATAN ORLANDO


Paradigma Keperawatan Teori Proses Keperawatan Orlando
Asumsi Orlando terhadap metaparadigma keperawatan hampir seluruhnya terkandung dalam teorinya.
1.   Perawat
Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomi yang didefinisikan sebagai fungsi profesional keperawatan.
2.   Manusia
Manusia bertindak atau berperilaku  secara verbal dan nonverbal, kadang-kadang dalam situasi tertentu manusia dalam memenuhi kebutuhannya membutuhkan pertolongan.
3.   Sehat
Orlando tidak medefinisikan tentang sehat, tetapi berasumsi bahwa bebas dari ketidaknyamanan fisik dan mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap sehat.
4.   Lingkungan
Orlando berasumsi bahwa lingkungan merupakan situasi keperawatan yang terjadi ketika perawat dan pasien berinteraksi, dan keduanya mempersepsikan, berfikir, dan merasakan dan bertindak dalam situasi yang bersifat segera.

Konsep Utama Dalam Teori Proses Keperawatan
Ø  Dalam teorinya Orlando mengemukanan tentang beberapa konsep utama, diantaranya adalah konsep disiplin proses keperawatan (nursing process discipline) yang juga dikenal dengan sebutan proses disiplin atau proses keperawatan. Disiplin proses keperawatan meliputi komunikasi perawat kepada pasiennya yang sifatnya segera, mengidentifikasi  permasalahan pasien  yang disampaikan  kepada perawat,  menanyakan  untuk validasi atau perbaikan.
Ø  Teori keperawatan Orlando menekankan ada hubungan timbal balik antara pasien dan perawat, apa yang mereka katakan dan kerjakan akan saling mempengaruhi.
Ø  Orlando juga menggambarkan mengenai disiplin nursing proses sebagai  interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan.
Ø  Orlando menggambarkan model teorinya dengan lima konsep utama yaitu fungsi perawat profesional, mengenal perilaku pasien, respon internal atau kesegeraan, disiplin proses keperawatan serta kemajuan.
1.      Tanggung jawab perawat
·            Tanggung jawab perawat yaitu membantu apapun yang pasien butuhkan untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya kenyamanan fisik dan rasa aman ketika dalam medapatkan pengobatan..
·            Perawat harus mengetahui  kebutuhan pasien untuk membantu memenuhinya.
·            Perawat harus mengetahui benar peran  profesionalnya, aktivitas perawat  profesional yaitu tindakan yang dilakukan perawat secara bebas dan bertanggung jawab.
2.      Mengenal perilaku pasien
Mengenal perilaku pasien yaitu dengan mengobservasi apa yang dikatakan pasien maupun perilaku nonverbal yang ditunjukan pasien.
3.      Reaksi segera
Reaksi segera adalah respon segera atau respon internal dari perawat dan persepsi individu pasien , berfikir dan merasakan.
4.      Disiplin proses keperawatan
George  (1995) mengartikan disiplin proses keperawatan sebagai  interaksi total (totally interactive) yang dilakukan tahap demi tahap, apa yang terjadi antara perawat dan pasien dalam hubungan tertentu, perilaku pasien, reaksi perawat terhadap perilaku tersebut dan tindakan yang harus dilakukan, mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk  membantunya serta untuk melakukan  tidakan yang tepat.
5.      Kemajuan / peningkatan
Peningkatan berari tumbuh lebih, pasien menjadi lebih berguna dan produktif.




Disiplin Proses Keperawatan
1.      Perilaku Pasien                                   
Perilaku pasien dapat verbal dan non verbal. Perilaku verbal yang menunjukan perlunya pertolongan seperti keluhan, permintaan, pertanyaan, kebutuhan dan lain sebagainya. Sedangkan perilaku nonverbal misalnya heart rate, edema, aktivitas motorik: senyum, berjalan, menghindar kontak mata dan lain sebagainya.

2.      Reaksi Perawat
            Reaksi ini tertidiri dari 3 bagian yaitu  :
Ø  Pertama perawat merasakan melalui indranya
Ø  Kedua yaitu perawat berfikir secara otomatis
Ø  Ketiga adanya hasil pemikiran sebagai suatu yang dirasakan.
Contoh perawat melihat pasien merintih, perawat berfikir bahwa pasien mengalami nyeri kemudian memberikan perhatian
           
3.      Tindakan Perawat
            Perawat dapat bertindak dengan dua cara yaitu :
Ø   Tindakan otomatis, yaitu dilakukan bila kebutuhan pasien yang mendesak, misalnya tindakan pemberian obat atas intruksi medis.
Ø  Tindakan terencana adalah tindakan yang memenuhi fungsi profesional perawat, dengan kriteria sbb :
§  Tindakan merupakan hasil dari indetifikasi kebutuhan pasien
§  Perawat menjelaskan maksud tindakan kepada pasien untuk memenuhi kebituhannya.
§  Perawat memvalidasi efektifitas tindakan segera setelah dilakukan
§  Perawat  membebaskan stimulasi yang tidak berhubungan dengan kebutuhan pasien ketika melakukan tindakan.
Tindakan otomatis tidak akan memenuhi kriteria tersebut. Beberapa contoh tindakan otomatis tindakan rutinitas, melaksanakan instruksi dokter, tindakan perlindungan kesehatan secara umum. Semua itu tidak membutuhkan validasi  reaksi perawat.

4.      Fungsi profesional
Tindakan yang tidak profesional dapat menghambat  perawat dalam menyelesaikan fungsi profesionalnya, dan dapat menyebabkan tidak adekuatnya perawatan pasien.
Aplikasi Teori  Keperawatan Orlando
Gambaran Kasus :
Kasus : SKA STEMI  1 jam setelah mendapat serangan   
Tn  M usia 50 tahun satu jam sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri menjalar ke leher, rahang, lengan serta ke punggung sebelah kiri. Nyeri dirasakan seperti tertekan benda berat. Nyeri menetap walaupun telah diistirahatkan. Nyeri dirasakan terus menerus lebih dari 30 menit. Kemudian oleh keluarga dibawa ke UGD RS. Haji Makassar.
Pasien sebelumnya belum pernah dirawat atau sakit berat tetapi memiliki kebiasaan kurang olah raga, riwayat merokok berat 2 bungkus per hari, pasien adalah seorang kepala keluarga dan bekerja sebagai seorang meneger di salah satu perusahaan.
Hasil pemeriksaan fisik : kesadaran kompos mentis, tekanan darah 140/90 mmHg, Nadi 98 kali/pemit, respirasi 30 kali/menit. Tampak gelisah, banyak keluar keringat. Hasil pemeriksaan EKG menunjukan adanya ST elevasi. Hasil Laboratorium terdapat enzim troponin T  positip dan CKMB meningkat. Oleh dokter pasien didiagnosa sindroma koroner akut dengan ST elevasi Miocard infark.
Pada kasus Tn M tersebut diatas maka perawat harus segera bereaksi terhadap perilaku pasien baik secara verbal maupun non verbal :
1.         Fase Reaksi Perawat.
Pengkajian difokuskan terhadap data-data yang relatif menunjukan kondisi yang emergenci dan membahayakan bagi kehidupan pasien, data yang perlu dikaji pada kasus diatas selain nyeri dada yang khas terhadap adanya gangguan sirkulasi koroner, juga perlu dikaji lebih jauh adalah bagaimana kharakteristik nyeri dada meliputi apa yang menjadi faktor  pencetusnya, bagaimana kualitasnya, lokasinya, derajat dan waktunya.
2.         Fase Nursing Action
Fase perencanaan pada proses keperawatan, sesuai dengan fase nursing action pada disiplin proses keperawatan mencakup sharing reaction (analisa data), diagnosa keperawatan,  perencanaan dan  tindakan keperawatan atau implementasi.
3.         Evaluasi
Evaluasi, pada fase tindakan proses disiplin merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Tindakan-tindakan yang terencana, setelah tidakan lengkap dilaksanakan, perawat harus mengevaluasi keberhasilannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar